Aku sedang dalam suasana ingin bagi-bagi jepretan candid kamera saku.
Ini bukan gambar-gambar baru, melainkan enam bulan lalu saat masih kos di Jalan Kesehatan, 1 km dari Monas. Belum ke Jakarta rasanya kalau belum ke Monas. Mau siang, sore, malam, pokoknya harus banget ke Monas. Tak heran, banyak yang menyambut paradigma ini dengan mengais recehan.
Malam-malam di simbol kebanggaan Kota Jakarta ini selalu menyenangkan. Bukan hanya wisatawan domestik, tak sedikit perantau memulung receh dengan modal secuil. Ada yang modal bedak putih, acting dan action, hingga modal “badan”.
Foto bareng pocong, diupload di sosial media, biar dibilang berani.
Asal rela muka dicat putih dan berdiri berjam-jam, siap eksis difoto walau tak dikenal.Mata boleh buta, tapi suara tetap juaraModal keberanian dan latihan, atraksi bawa rejeki.Entah melanggar UU Perlindungan Anak atau tidak, bocah ini membantu ayahnya dengan berlaga menjinakkan ular kobra di dalam kotak berselubung kain putih. Sebelumnya, matanya ditutup dan dijampe-jampe sang Ayah.Atraksi ini bukan cuma modal berani, tapi juga latihan dan kerja keras menjinakkan api. Atraksi ini diselingi lawakan akar rumput, semacam ludruk, supaya penonton semakin terhibur.Entah sejak kapan simbol budaya Betawi ini ikut ngamen.Permainan mancing botol. Uang ribuan ditukar dengan kesempatan mancing botol. Sang Bandar sudah menyiapkan hadiah bagi yang berhasil menegakkan botol.